Soho Industri Pharmasi pernah berjaya di tahun 1970-an, lalu sempat tiarap. Mulai tahun 2000 baru mereka bangkit lagi dan berlari sangat cepat.
Tujuh tahun yang silam bisa dikatakan sebagai tonggak penting dalam perjalanan PT Soho Industri Pharmasi. Perusahaan ini menapaki sebuah era baru dalam industri yang digelutinya selama lebih dari setengah abad. Mereka beralih memfokuskan diri dari produk-produk yang berbahan kimiawi ke produk yang kental dengan bahan alami.
Faktor yang mendorong perubahan itu adalah tumbuhnya gerakan back to nature yang marak saat itu. Konsumen sudah mulai sadar bahwa obat-obatan yang berbahan kimiawi pun tetap memiliki risiko jangka panjang. Di sisi lain, obat-obatan hasil ekstrak bahan alami memiliki daya sembuh yang kuat dan relatif tidak berdampak.
“Kondisi lain yang mendukung perubahan pada produksi kami adalah krisis ekonomi. Unsur-unsur kimiawi yang menjadi bahan utama produk kami menjadi mahal di pasaran. Tapi, sebenarnya riset untuk mengembangkan produk hasil ekstraksi bahan alami sudah sejak lama kami lakukan. Kondisi perekonomian cuma mempercepatnya,” kata Harun Pramono, Sales & Marketing Director Consumer Health Division PT Soho Industri Pharmasi.
Sebelum perubahan ini, produk over the counter (OTC) andalan mereka adalah Asthma Soho. Yaitu, obat untuk mengatasi sesak nafas. Setelah berinovasi ke produk OTC berbahan tumbuhan yang diekstrak, Soho Industri Pharmasi menelurkan berbagai macam obat. Di antaranya, Diapet, Curcuma Plus, dan Laxing yang merupakan inovasi pertama di Indonesia di tiap jenisnya.
Produk-produk inovatif yang menggunakan ekstrak alami ini juga merupakan produk baru. Ambil contoh Diapet. Produk yang diluncurkan pada tahun 2000 ini bahan dasar alaminya adalah daun jambu biji yang memang secara tradisional biasa digunakan untuk mengatasi diare.
“Kebiasaan orang kita yang menggunakan jambu biji ini, kami kenalkan dalam bentuk kapsul. Sebelumnya, tidak ada obat diare yang menggunakan bahan alami seperti Diapet,” tambah Harun. Diapet saat ini menurut survei menguasai sekitar 30% pasar obat diare.
Soho juga menjadi pionir di multivitamin anak. Curcuma Plus, merek keluaran perusahaan ini, merupakan produk pertama yang menggunakan ekstrak temulawak. Diluncurkan pada tahun 2000, vitamin ini membuat anak menjadi lebih memiliki nafsu makan. “Karena anak-anak menyukai yang manis-manis, maka Curcuma kami tampilkan dalam bentuk sirup manis,” kata Diana Christy, Marketing Manager Consumer Health Division PT Soho Industri Pharmasi.
Curcuma Plus juga menjadi market leader untuk semua jenis multivitamin anak, market share-nya sekitar 25%. Setelah sukses menggarap anak usia 1-6 tahun dengan Curcuma Plus ini, Soho meluncurkan produk untuk segmen umur lebih atas lagi. Yaitu, Curcuma Plus Emulsion untuk anak usia 6-10 tahun. Fungsinya pun ditambah, tidak hanya menambah nafsu makan, tapi juga mempercepat pertumbuhan.
Selain memiliki Diapet untuk urusan perut, Soho pun menelurkan Laxing di pasaran. Fungsinya untuk memperlancar buang air besar. Obat ini menggunakan daun lidah buaya dan sena sebagai bahan dasar alaminya. Sejak diluncurkan tahun 2006, merek ini memimpin di jenis pencahar. “Setelah kami uji ke banyak orang, ternyata Laxing bisa mengatasi masalah perut dan tidak menimbulkan efek lain,” tambah Diana.
Untuk mengenalkan produk-produk ini, Soho getol melakukan berbagai aktivitas promosi. Salah satu yang gencar dilakukan adalah dengan road show ke sekolah-sekolah dan ke promo di mal-mal. Kegiatan ini tiap bulannya bisa diselenggarakan hingga 200 kali. “Kalau untuk Curcuma Plus bentuknya bisa macam-macam. Salah satunya lomba makan dan yang dinilai bukan kuantitas makanan saja, tapi kualitas gizinya pula,” jelas Adji Wijaya, Group Brand Manager Consumer Health Division PT Soho Industri Pharmasi.
Jalinan antara inovasi produk dan gencarnya promosi yang dilakukan Soho membuat perusahaan ini bangkit dan berlari dengan cepat dari tidur lamanya. Kalau menengok ke belakang sekali lagi, perusahaan ini didirikan pada tahun 1951. Tampuk kepemimpinannya kini sudah berada di tangan generasi kedua. Bila melihat kinerjanya, sepertinya masalah regenerasi bisa teratasi.
Bersinarnya Soho Industri Pharmasi sekarang bisa digambarkan mirip dengan era kejayaannya di tahun 1970-an. Ketika obat-obatan masih dikemas dalam kaleng. Bahkan, sejak melakukan inovasi produk dan berhasil memasarkannya, Soho disebut sebagai The Growing Faster Manufactories. Pertumbuhan marketnya pun dinilai paling cepat di antara 10 perusahaan besar lainnya. “Kalau dibandingkan dengan tujuh tahun lalu, bisa diibaratkan pendapatan satu tahun mampu kami dapatkan dalam satu bulan sekarang ini,” tandas Harun.
Saat krisis ekonomi banyak perusahaan yang kolaps atau sempoyongan lantaran bergelut dengan hutang atau tingginya harga bahan dasar. Namun, Soho Industri Pharmasi mampu mencerna dengan baik apa kata Hippocrates, penemu obat-obatan, bahwa “alam di sekitar kita adalah penyembuh penyakit sebenarnya”.
1 komentar:
saya cuma mau tanya adakah efek sampingnya jika mekomsumsi laxing tiap hari dalam jangka waktu yg panjang
Posting Komentar